Islamsebagai rahmatan lil'alamin sebagaimana tertera dalam surat Al - Anbiya 107 bahwa, alam semesta mendapat manfaat dari diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat. Bagi orang beriman, datangnya utusan Allah adalah sebuah rahmat yang nantinya akan membawa kepada cahaya keimanan dan mendapatkan syafaat dan kemuliaan di dunia dan akhirat.
PAI Kelas 6 Pelajaran 5 – Nabi Muhammad saw. diutus Allah sebagai rosul-Nya di muka bumi ini utamanya adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Saling mencintai karena Allah Swt. adalah salah satu akhlak mulia. Kita menyayangi orang tua, guru, saudara, dan sesama manusia untuk hidup mulia dunia dan akhirat. Berperilaku jujur juga bagian dari akhlak mulia yang paling penting. Kita tidak akan pernah bisa membohongi diri sendiri apalagi Allah Swt.. Orang jujur pasti dihormati dan disayangi oleh siapa saja. Kejujuran dan Kasih Sayang Rasulullah saw. Nabi Muhammad saw. ”al-Amin ” Nabi Muhammad saw. sejak kecil sudah menjadi yatim piatu. Oleh sebab itu, beliau sangat mencintai anak yatim dan menganjurkan umatnya untuk merawat, mendidik, dan mencintai anak yatim. Di samping itu, Nabi Muhammad saw. terkenal sangat jujur. Sikap jujur tersebut sudah diperlihatkan sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Pada usia remaja, beliau diminta bantuan oleh pamannya untuk membawa barang dagangan Siti Khadijah binti Khuwailid yang kaya dan dihormati di Kota Mekah. Pada usia tiga puluh lima tahun, Nabi Muhammad saw. bersama-sama dengan orang-orang Quraisy diminta untuk memperbaiki Ka’bah. Ketika pembangunan sudah sampai ke bagian Hajar Aswad, bangsa Quraisy berselisih tentang siapa yang mendapatkan kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Pada akhirnya, mereka sepakat menunjuk Muhammad saw. sebagai orang yang tepat untuk melakukan hal tersebut. Rasulullah pun kemudian mengambil selembar selendang, kemudian Hajar Aswad itu diletakkan di tengah-tengan selendang tersebut. Beliau lalu meminta seluruh pemuka kabilah yang berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang itu. Mereka kemudian mengangkat Hajar Aswad itu bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam-lah yang kemudian meletakkan Hajar Aswad tersebut. Ini merupakan jalan keluar yang terbaik. Seluruh kabilah setuju dan meridhai jalan keluar ini. Mereka pun tidak jadi saling menumpahkan darah. Sejak saat itu, beliau dikenal di antara kaumnya dengan sifat-sifat yang terpuji. Para sahabat dan pengikutnya sangat menghormati dan mencintai beliau sehingga beliau diberi gelar ”al-Amin, artinya orang yang dapat dipercaya. Mari kita teladani sifat jujur Nabi Muhammad saw. dalam kehidupan sehari-hari. Kasih Sayang Rasulullah saw. terhadap Anak, Keluarga, Orang Tua, dan Masyarakat Selain memiliki sifat jujur dalam berdagang dan bergaul, Rasulullah saw. pun sayang terhadap keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Pada zaman Jahiliyah, penduduk Mekah tidak menghargai anak perempuan. Namun, Nabi Muhammad saw. justru menggendong putrinya Fatimah yang masih balita sambil Thawaf – mengelilingi Ka’bah. Begitu pula setelah Fatimah dewasa dan dikaruniai anak; Rasulullah saw. menyayangi cucunya yang bernama Hasan dan Husein. Rasulullah saw. juga tidak pernah menyakiti hati orang lain. Hal itu dapat dibuktikan dalam hadiś beliau yang artinya ”Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt. dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” al-Bukhari dan Muslim. Kepedulian Rasulullah saw. terhadap Lingkungan Kepedulian Rasulullah saw. bukan hanya pada ibadah seperti sholat, tetapi beliau pun peduli terhadap lingkungan hidup. Hal itu tercermin pada perilaku beliau antara lain, sebagai berikut. Nabi Muhammad saw. sangat hemat dalam mempergunakan air; itu dibuktikan pada anjuran beliau agar tidak berlebihan dalam pemakaian air dalam berwudu’.Nabi Muhammad saw. mengajarkan agar tidak melakukan kerusakan di muka bumi ini. Nabi Muhammad saw. sebagi Pembawa Rahmat bagi Alam Semesta Nabi Muhammad saw. diutus oleh Allah Swt. sebagai Rahmatan lil Ălamín atau sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta ini. Tujuan dakwah Nabi Muhammad saw. adalah untuk mengubah keadaan masyarakat Jahiliyah menjadi masyarakat yang sejahtera berdasarkan agama Tauhid, yaitu agama yang menyakini bahwa Allah Swt. adalah Tuhan Yang Maha Esa. Nabi Muhammad saw. selain mengajak kita untuk mengutamakan kemurnian aqidah dan selalu menyembah Allah Yang Maha Esa. Beliau juga menanamkan akhlak terpuji yang membawa kebaikan manusia hidup di dunia hingga akhirat. Salah satu sifat terpuji yang dapat kita cermati, ketika beliau dan pengikutnya hijrah ke Kota Madinah adalah beliau mampu menanamkan sikap persaudaraan antara kaum pendatang Muhajirin dengan kaum Anshor sehingga mereka saling menolong untuk menciptakan daerah yang tertib dan aman. Sebagai umat Nabi Muhammad saw., kita harus menjunjung tinggi ajaran beliau, misalnya kita menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda. Kita berperilaku sopan dan bertutur kata santun terhadap orang tua, guru dan masyarakat sekitar. Kepemimpinan Sahabat Rasulullah saw. Kepemimpinan Abu Bakar Abu Bakar adalah khalifah pertama setelah Nabi Muhammad saw. wafat. Beliau dilahirkan pada tahun 571 M. Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Abi Khuafah at-Taimi. Gelar Abu Bakar diberikan oleh Nabi Muhammad saw. karena ia adalah paling cepat masuk Islam. Gelar as-siddiq diberikan karena ia selalu membenarkan Nabi Muhammad saw. dalam berbagai peristiwa, terutama membenarkan peristiwa Isra dan Mi’raj. Abu Bakar memimpin dari tahun 632 M sampai dengan 634 M. Abu Bakar senantiasa meneladani perilaku Nabi Muhammad saw. Dalam menentukan keputusan, beliau selalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Beliau sangat memperhatikan rakyatnya. Beliau selalu membantu rakyat yang kekurangan. Meskipun Abu Bakar sudah menjadi pemimpin negara, beliau tidak sombong dan masih mau memerah susu untuk rakyatnya di kampung. Untuk kesejahteraan rakyatnya, beliau mendirikan Baitul Mal, yaitu suatu lembaga yang mengurusi kas dan keuangan negara. Kepemimpinan Umar bin Khattab Umar bin Khattab adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar. Umar bin Khattab mempunyai nama lengkap Umar bin Khattab bin Abdul Uzza. Umar bin Khattab menjadi khalifah sejak tahun 634 M sampai dengan 644 M. Beliau seorang pemberani, jujur, adil, tegas, bijaksana dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Beliau juga seorang pemimpin yang hidup sederhana dan suka bermusyawarah. Kalifah Umar bin Khattab tak mau menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi dan keluarganya, walaupun hanya sebatas cahaya lampu. Pada masa pemerintahannya, Umar bin Khattab dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan bertanggung jawab. Jasa Khalifah Umar bin Khattab yang sampai saat ini kita rasakan adalah penetapan kalender Hijriyah atau penetapan tanggal 1 Muharam sebagai Tahun Baru Hijriyah. Kepemimpinan Usman bin Affan Khalifah Usman bin Affan memerintah selama dua belas tahun atau dari tahun 644 sampai dengan 656 M. Beliau dikenal sebagai orang kaya dan dermawan. Bukti kedermawanan Usman bin Affan, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar, beliau pernah memberikan gandum yang diangkut dengan unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering. Di masa pemerintahannya, Usman bin Affan melakukan kodifikasi menyusun atau membukukan kitab al–Qur’an karena beliau khawatir akan terjadi perbedaan al–Qur’an. Kemudian, beliau membentuk panitia penyusunan al–Qur’an yang diketuai oleh Zaid bin Sabit dengan anggotanya Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Haris. Panitia tersebut bertugas menyalin ulang ayat-ayat al–Qur’an dalam sebuah buku yang disebut Mushaf dan diperbanyak 4 empat buah eksemplar. Satu buah disimpan di Madinah yang disebut Mushaf al-Imam atau Mushaf Utsmani, empat buah lainnya dikirim ke Mekah, Suriah, Basrah dan Kufah. Di samping itu, beliau juga merenovasi Masjid Nabawi di Kota Madinah, dengan cara memperluas dan memperindah bentuknya. Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib Ali bin Abi Thalib adalah salah seorang khulafaurrasyidin yang terakhir. Ali merupakan anak dari paman Rasulullah saw., yaitu Abu Thalib yang selalu membela dakwah Nabi Muhammad saw.. Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang pemberani. Hal itu sudah dibuktikan Ali bin Abi Thalib ketika harus menggantikan tidur Rasulullah saw.. Padahal di luar rumah pemuda-pemuda Quraisy ingin menyakiti Rasulullah saw. yang akan pergi hijrah. Masa pemerintahan Ali kurang lebih selama lima tahun 656-661 M. Selain pemberani, Ali bin Abi Talib juga seorang pemimpin yang peduli terhadap pendidikan. Sebagai contoh, beliau mendirikan beberapa madrasah untuk tempat belajar anak-anak. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Ali bin Abi Thalib mengharuskan pegawainya jujur, cakap, dan bertanggung jawab. Beliau juga memajukan bidang Ilmu Bahasa, serta mengembangkan bidang pembangunan, terutama di Kota Kufah sebagai pusat Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Ilmu Nahwu dan ilmu pengetahuan lainnya. Latihan Soal PAI Kelas 6 Pelajaran 5 Kamu bisa mengasah pemahaman dan kemampuanmu menggunakan latihan soal versi online ini. Silakan klik tautan atau gambar di bawah ini! Latihan Soal PAI Kelas 6 Pelajaran 5 Untuk latihan soal PAI kelas 6 Seluruh Pelajaran silakan klik tautan di bawah ini Latihan Soal PAI Kelas 6 NB Media pembelajaran online ini kami kembangkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada secara online hasil para guru-guru kreatif Indonesia. Adanya media ini juga untuk mendukung kreatifitas mereka, video pembelajaran yang kami gunakan kami ambil langsung dari channel YouTube mereka. Video-video tersebut kami embedd di media ini, sehingga tidak mengurangi viewer mereka, justru akan menambah viewer mereka serta meningkatkan rating pencariannya. Mohon maaf, karena ribuan soal yang kami input jadi ada beberapa soal yang kunci jawabannya salah, mohon jangan kecewa karena itu semata-mata adalah kesalahan kami sebagai manusia. Bila menemukan kesalahan tersebut silakan kirim tangkapan layar screenshot kesalahan tersebut kepada kami di email ghofurach atau melalui Whatsapp di 085648017971. Bisa juga melalui komentar di laman ini disertai dengan keterangan subtema berapa. Terimakasih…. Buku Digital PAI Kelas 6 Buku PAI versi digital FlipBook yang bisa kamu baca secara online pada tautan di bawah ini. Ukuran file buku digital ini sengaja dibuat lebih kecil sehingga bisa diakses dengan cepat. Bila membutuhkan membaca secara offline bisa diunduh di tautan yang telah disediakan. Ukuran file buku pdf juga sudah disesuaikan lebih kecil sehingga tidak makan banyak kuota internet, cepat dalam pengunduhan, serta tidak banyak mengurangi ruang penyimpanan. Silakan baca bukunya di sini FlipBook PAI Kelas 6 Bila ingin mengunduhnya silakan klik DI SINI. Demikianlah materi PAI Kelas 6 Pelajaran 5 yang bisa kami sampaikan. Sampai jummpa di lain keempatan.
Nabimuhammad saw. diutus oleh allah swt. sebagai rahmatan lil alamin artinya sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta. Penjelasan dan Pembahasan Jawaban a. sahabatnya menurut saya ini salah, karena sudah menyimpang jauh dari apa yang ditanyakan.
PERLIS—Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas mengutip QS. Al Anbiya ayat 107 yang isinya menegaskan tentang Islam sebagai pembawa rahmat bagi semesta alam. Ia juga mengutip QS. An-Nahl ayat 97 yang menerangkan bahwa rahmat bagi semesta alam berarti menciptakan kehidupan yang baik hayah thayyibah, dengan tiga kriteria berdasarkan QS. Al Baqarah ayat 62 sejahtera, damai, dan bahagia. “Kriteria hayah thayyibah dalam Al Quran itu meliputi lahum ajruhum inda rabbihim sejahtera sesejahtera-sejahteranya, wa la khaufun alaihim damai sedamai-damainya, wa la hum yahzanun bahagia sebahagai-bahagianya,” tutur dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini dalam kajian bersama Jabatan Mufti Negeri Perlis pada Kamis 07/10. Hamim kemudian mengutip QS. Yunus ayat 19 yang isinya tentang persatuan dan perpecahan manusia. Persatuan umat manusia yang dilatari dengan perbedaan asal-usul dan kepentingan justru menunjukkan kualitas kemanusiaan yang diakui dalam Islam. Namun, dorongan syahwat kepentingan maupun pemikiran membuat manusia berbeda-beda bahkan tak jarang melakukan kejahatan sehingga terjadi perpecahan dan konflik di antara mereka. Menyadari adanya perbedaan, Hamim menegaskan bahwa pluralitas umat manusia merupakan bagian dari sunnatullah. Hal tersebut berdasarkan QS. Al Maidah ayat 48 yang isinya menjelaskan bahwa pluralitas umat manusia menjadi ujian bagi umat Islam untuk menegakan kebenaran. Kebenaran yang dimaksud adalah berlomba-lomba dalam kebaikan, yakni berusaha menciptakan tatanan kehidupan yang sejahtera, damai, dan bahagia.“Adalah kehendak Allah bahwa bangsa manusia tidak menjadi satu umat pemeluk satu agama. pluralitas umat manusia dalam agama yang dipeluk, kebenaran yang dianut, rezeki yang diperoleh, kebahagiaan dan kesengsaraan, dan kepentingan yang diperjuangkan selalu terjadi,” terang Hamim seraya mengutip QS. Hud ayat 118. Dalam menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang sejahtera, damai, dan bahagia, Hamim mengutip QS. Al Baqarah ayat 142-148 yang isinya tentang seruan Allah Swt agar menjadi masyarakat tengahan atau moderat ummatan wasatha. Prinsip-prinsip umat moderat ialah memiliki jiwa yang besar ghair al-shufaha, menjadi pelaku yang aktif dalam kerja-kerja sosial syuhada ala al-nas, dan menerapkan prinsip egalitarianisme dalam interaksi sosial yang majemuk wa likulliw wij-hatun huwa muwalliha, dan menjadi yang terdepan dalam kebaikan fastabiqu al-khairat. Sementara itu, untuk mewujudkan misi Islam sebagai pembawa risalah rahmat bagi semesta alam yakni menciptakan kondisi yang sejahtera, damai, dan bahagia dalam level negara, harus membawa kehidupan manusia yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, yang arti harfiahnya adalah negeri yang sentosa, adil dan makmur di bawah lindungan Tuhan Yang Maha Pengampun. Dengan kata lain, negara ideal tersebut tidak menganut ideologi yang mendegradasikan kehidupan, membawa petaka bagi lingkungan, dan tidak berdaya dalam mengendalikan kemudian menerangkan doktrin akidah Islam rahmatan lilalamin. Menurutnya, akidah yang mesti dianut adalah akidah murni, yakni sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Al Anam ayat 82, keimanan yang tidak bercampur dengan kedzaliman dan kemusyrikan yang menegasikan kehidupan manusia dan lingkungan. Akidah yang tidak sehat hanya akan membawa pada kerusakan khusrin dan kehidupan yang buruk hayah khabitsah tidak sejahtera, damai, dan bahagia. “Buah dari akidah yang murni ialah al-amnu atau aman dan damai dalam kehidupan pribadi dan kelompok, selain itu wa hum muhtadun atau menempuh jalan kebenaran yang membebaskan diri dari khusrin atau kerusakan dan kehancuran dengan mengalami hayah khabitsah,” tutur Hamim. Hits 484
jadisudah jelas islam itu adalah agama kasih sayang,tidak ada anjuran dalam islam yang menunjukkan untuk berbuat keji dan jahat apalagi menjadi teroris. apabila ada orang yang katanya islam,namun berbuat kerusakan dimuka bumi ini,ingatlah!dia bukan muslim yang sebenarnya,dia adalah orang yang memeluk islam namun tidak bisa mengikuti apa yang
bahasa Indonesia[sunting] Nomina utusan utus + -an , posesif ku, mu, nya; partikula kah, lah, plural utusan-utusan orang yang disuruh ditugasi menyampaikan sesuatu atau menjadi penghubung; kurir; suruhan orang yang diutus; yang ditugasi untuk mewakili; duta orang yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia; rasul Nabi Muhammad saw. adalah utusan Allah kepada umat manusia Sinonim Frasa dan kata majemuk Variasi Terjemahan[?] Lihat pula Semua halaman dengan kata "utusan" Semua halaman dengan judul mengandung kata "utusan" Lema yang terhubung ke "utusan" Pranala luar Definisi KBBI daring KBBI V, SABDA KBBI III, Kamus BI, Tesaurus Tesaurus Tematis, SABDA Terjemahan Google Translate, Bing Translator Penggunaan di korpora Corpora Uni-Leipzig Penggunaan di Wikipedia dan Wikisource Wikipedia, Wikisource Ilustrasi Google Images, Bing Images Jika komentar Anda belum keluar, Anda dapat menghapus tembolok halaman pembicaraan ini. Belum ada komentar. Anda dapat menjadi yang pertama lbs Bahasa Indonesia a ° ‧ b ° ‧ c ° ‧ d ° ‧ e ° ‧ f ° ‧ g ° ‧ h ° ‧ i ° ‧ j ° ‧ k ° ‧ l ° ‧ m ° ‧ n ° ‧ o ° ‧ p ° ‧ q ° ‧ r ° ‧ s ° ‧ t ° ‧ u ° ‧ v ° ‧ w ° ‧ x ° ‧ y ° ‧ z ° Kategori Kata Kata dasar Kata berimbuhan Kata ulang Turunan kata Gabungan kata majemuk Frasa Turunan frasa Morfem Imbuhan Prakategorial Morfem terikat Morfem unik Peribahasa/idiom Kiasan/ungkapan Kependekan singkatan dan akronim Bahasa daerah Bahasa asing/serapan Kata dengan unsur serapanKelas kata Adjektiva Adverbia Artikula Interjeksi Interogativa Konjungsi Nomina Numeralia Partikel Preposisi Pronomina VerbaRagam bahasa Arkais tidak lazim / Ejaan lama Cakapan tidak baku / nonformal / variasi Klasik naskah kuno Kasar Hormat Feminin MaskulinBidang ilmu /Leksikon Administrasi dan Kepegawaian Agama Budha Agama Hindu Agama Islam Agama Katolik Agama Kristen Anatomi Antropologi Arkeologi Arsitektur Astrologi Astronomi Bakteriologi Biologi Botani Demografi Ekonomi dan Keuangan Elektronika Entomologi Farmasi Filologi Filsafat Fisika Geografi dan Geologi Grafika Hidrologi Hidrometeorologi Hukum Ilmu Komunikasi Kedirgantaraan Kedokteran dan Fisiologi Kehutanan Kemiliteran Kesenian Kimia Komputer Linguistik Manajemen Matematika Mekanika Metalurgi Meteorologi Mikologi Mineralogi Musik Olahraga Pelayaran Pendidikan Penerbangan Perdagangan idNegasiIndeks Alfabetis Frasa Frekuensi Kiasan Peribahasa Serapan Gambar 206 kata benda dasar Swadesh 207 kata dasar Kata perhentian stopwords RimaImbuhan Nomina -an ke-/ke-an/keber-an/kepeng-an/kese-an/keter-an/ketidak-an pe-/pe-an per-/per-an se-/se-an Adjektiva ter- se- ke- Verba ber-/ber-an/ber-kan me-/me-i/me-kan di-/di-i/di-kan ku-/ku-i/ku-kan kau-/kau-i/kau-kan memper-/memper-i/memper-kan diper-/diper-i/diper-kan kuper-/kuper-i/kuper-kan kauper-/kauper-i/kauper-kan -i -kan Akhiran -ku -mu -nya -kah -lah -tah Sisipan -er-, -el-, -em-, -in- KategoriBahasa Indonesia IndeksBahasa Indonesia ProyekWiki bahasa Indonesia Lampiran bahasa Indonesia Bahasa daerah sebagian atau seluruh definisi yang termuat pada halaman ini diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ujung_Pena Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia.Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yang bunyinya,
Teks Jawaban benar, bahwa Alloh –Ta’ala- telah mengutus Rasul-Nya Muhammad –shallallahu alaihi wa salla- sebagai pembawa rahmat bagi sekalian alam, sebagaimana firman Alloh –Ta’ala- وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ الأنبياء/ 107 . “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”. QS. Al Anbiya’ 107 Al Hakim telah meriwayatkan dalam al Mustadrak 100 dari Abu Hurairah berkata “Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- bersabda يا أيها الناس إنما أنا رحمة مهداة وصححه الألباني في "صحيح الجامع" 2345 . “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya saya adalah pembawa rahmat yang dikaruniakan kepada kalian”. Dishahihkan oleh al Baani dalam Shahih al Jami’ 2345 Kemudian sebagian orang menerima rahmat dan kasih sayang tersebut, dan sebagian lainnya menolaknya. As Sa’di –rahimahullah- berkata “Beliau adalah bentuk rahmat-Nya yang dikaruniakan kepada para hamba-Nya, orang-orang yang beriman kepada beliau, mereka menerima rahmat kasih sayang tersebut, mensyukuri dan mengamalkannya, namun selain mereka mengkufurinya, mereka mengganti nikmat Alloh dengan kekufuran, mereka enggan menerima rahmat Alloh dan nikmat-Nya”. Tafsir as Sa’di 532 Oleh karenanya Alloh –Ta’ala- berfirman tentang Rasul-Nya –shallallahu alaihi wa sallam- بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ التوبة/ 128 “Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu'min”. QS. At Taubah 128 Beliau adalah rahmat bagi orang-orang yang beriman, penyayang kepada orang-orang sholih, siksaan kepada orang-orang kafir, dan sebagai adzab bagi para perusak. Jika seorang hamba menolak kasih sayang tersebut maka dia tidak termasuk menjadi bagiannya, hal ini sudah maklum dan bisa diterima baik melalui dalil syar’i atau akal. Maka jika seseorang tidak termasuk yang mendapatkan rahmat, maka dia termasuk yang mendapatkan adzab, demikianlah hukum-hukum syari’at sesuai dengan akal dan dikuatkan dengan argumentasi yang benar. Mereka yang tangan dan kakinya dipotong oleh Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- dan mencampakkan mereka ke daerah yang tandus, karena mereka tidak menerima kasih sayang Alloh, menyebarkan kerusakan di muka bumi, mengalirkan darah dengan cara yang haram, menyakiti hamba-hamba Alloh, maka harus di kembalikan kepada asalnya dan menjadikan banyak negara dan para hamba Alloh yang lain terbebas dari kejahatan mereka; karena orang-orang seperti mereka merusak dan menyebarkan kerusakan, jika mereka tidak dicegah mereka tidak akan berhenti dari berbuat kerusakan di muka bumi, mereka laksana anggota tubuh yang rusak, jika tertimpa kejelakan dan sakit maka lama-lama akan menumpuk maka harus dipotong dan dikembalikan seperti semula, jika dibiarkan maka seluruh tubuh akan binasa. Imam Bukhori 6390 dan Imam Muslim telah meriwayatkan dari Anas أَنَّ نَفَرًا مِنْ عُكْلٍ ثَمَانِيَةً قَدِمُوا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَايَعُوهُ عَلَى الْإِسْلَامِ فَاسْتَوْخَمُوا الْأَرْضَ وَسَقِمَتْ أَجْسَامُهُمْ فَشَكَوْا ذَلِكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَلَا تَخْرُجُونَ مَعَ رَاعِينَا فِي إِبِلِهِ فَتُصِيبُونَ مِنْ أَبْوَالِهَا وَأَلْبَانِهَا ؟ فَقَالُوا بَلَى . فَخَرَجُوا فَشَرِبُوا مِنْ أَبْوَالِهَا وَأَلْبَانِهَا فَصَحُّوا فَقَتَلُوا الرَّاعِيَ وَطَرَدُوا الْإِبِلَ ، فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَعَثَ فِي آثَارِهِمْ فَأُدْرِكُوا فَجِيءَ بِهِمْ فَأَمَرَ بِهِمْ فَقُطِعَتْ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ وَسُمِرَ أَعْيُنُهُمْ قَالَ أَبُو قِلَابَةَ " فَهَؤُلَاءِ سَرَقُوا وَقَتَلُوا وَكَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَحَارَبُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ " رواه البخاري 226 . “Bahwa ada rombongan orang-orang tercela yang berjumlah 8 orang, mereka menghadap Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- seraya mereka membaiat beliau atas nama Islam, lalu mereka bertempat tinggal di daerah yang tidak cocok, hingga mereka sakit, kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- seraya beliau bersabda “Tidakkah kalian keluar bersama para pengembala unta, kemudian mereka memanfaatkan kencing dan susu onta tersebut ?, mereka menjawab “Ya”. Kemudian mereka keluar dan meminum kencing dan susu onta tersebut, setelah mereka sembuh mereka membunuh pengembalanya dan mengusir onta tersebut. Setelah Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- mendengar kabar tersebut, beliau menyuruh beberapa orang untuk mengejar mereka lalu mereka dibawa di hadapan beliau, maka beliau menyuruh agar mereka dipotong tangan dan kakinya dan matanya dicongkel”. Abu Qilabah berkata “Mereka telah mencuri, membunuh dan kufur setelah mereka beriman dan memerangi Alloh dan Rasul-Nya”. HR. Bukhori 226 Mereka adalah pelaku kerusakan, mereka di masyarakat seperti salah satu anggota tubuh pada tubuh tersebut, maka harus dipulihkan dulu, inilah termasuk kesempurnaan hikmah dan rahmat yang akan menghasilkan keamaan dalam masyarakat, mereka dianggap para pelaku kerusakan, sampai mereka bertaubat atau mencegah dirinya sendiri, adapun jika mereka dibiarkan tanpa ada upaya pencegahan kepada mereka atau para pelaku kerusakan di muka bumi yang serupa dengan mereka, maka hal itu termasuk membantu mereka berbuat kerusakan dan memberikan peluang kepada orang-orang yang serupa untuk melakukan kerusakan juga. Maka yang terjadi negara akan rusak. Jiwa, kehormatan, anak-anak dan harta masyarakat pun akan terancam dan tidak aman, dan barang saja yang telah membaca sejarah akan peristiwa seperti itu, maka dia akan mendapatkannya sebagai kebenaran. Atas dasar itulah maka menjadi hukuman had mereka yang memerangi syari’at Alloh –Ta’ala- adalah sebagai berikut إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ المائدة/ 33 . “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri tempat kediamannya. Yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar”. QS. Al Maidah 33 Sebagai bentuk kesempurnaan dari keadilan, hikmah dan kasih sayang adalah ditunjukkan pada lanjutan firman-Nya إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ قَبْلِ أَنْ تَقْدِرُوا عَلَيْهِمْ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ المائدة/ 34 . “kecuali orang-orang yang taubat di antara mereka sebelum kamu dapat menguasai menangkap mereka; maka ketahuilah bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. QS. Al Maidah 34 Maka Alloh telah menyuruh untuk bertaubat, mencegah untuk menyebarkan kerusakan, menyiksa orang-orang yang berbuat kerusakan, mencambuk mereka, agar orang-orang yang serupa dengan mereka mencegah diri untuk menyakiti hamba-hamba Alloh yang lain, tidakkah yang demikian itu merupakan bentuk kesempurnaan hikmah dan rahmat-Nya ? Mereka orang-orang yang menentang agama dan hukum Alloh, menjadi penting bagi mereka tangan dan kakinya terpotong disebabkan rusaknya pemiliknya, sehingga mereka tidak lagi berbuat kerusakan dan kedzaliman yang dirasakan oleh manusia pada diri, keluarga dan harta mereka. Adapun memerangi Yahudi bani Quraidhah; karena mereka mengingkari kesepakatan bersama yang dibuat bersama Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- pada saat terjadinya perang Ahzab, semua kabilah Arab mengepung umat Islam dengan satu kekuatan, musuh mereka datang baik dari atas maupun dari bawah mereka, sebagaimana firman Alloh يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا * إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا * هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا الأحزاب/ 9 – 11 . “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan ni`mat Allah yang telah dikaruniakan kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. Yaitu ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan mu dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat”. QS. Al Ahzab 9-11 Orang-orang Yahudi telah mengkhianati janji mereka kepada Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- mereka ingin membinasakan dan membunuh umat Islam, hingga mereka berkoalisi bersama hizbus syaithan dalam masalah ini. Hingga mereka menjadi satu kata, satu tujuan, satu komando, yaitu; menghabisi Islam dan para penganutnya. Kalau saja rencana mereka berhasil sesuai dengan yang mereka inginkan –namun ternyata Alloh menghalangi mereka dengan rahmat-Nya- niscaya Islam dan para penganutnya akan musnah dan seluruh manusia akan berada pada kesesatan dan kekafiran sampai hari kiamat. Apa yang telah dilakukan oleh orang-orang Yahudi tersebut, dari mulai ingkar janji dan berkoalisi dengan orang-orang musyrik untuk memerangi umat Islam adalah sebesar-besarnya kerusakan di muka bumi dan menunjukkan bahwa mereka tidak amanah dan tidak punya kehormatan, hal ini sudah menjadi tradisi mereka sepanjang sejarah. Ketika Alloh –Azza wa Jalla- memberikan kemenangan kepada Nabi-Nya dan hamba-hamba-Nya yang beriman, baru setelah itu giliran mereka para pengkhianat yang diberi pelajaran. Mereka dihukum sesuai dengan keputusan Sa’d bin Mu’adz dengan pilihan dan keinginan mereka sendiri, dia menjatuhkan hukuman kepada mereka sesuai dengan hukum Alloh, para tentaranya dibunuh dan wanita dan anak mereka menjadi budak pelayan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori 2816 dan Muslim 3314. Jabir bin Abdullah –radhiyallahu anhuma- berkata وَكَانُوا أَرْبَعَ مِائَةٍ رواه الترمذي 1508 وصححه ، وصححه الألباني . “Mereka berjumlah 400 orang”. HR. Tirmdidzi 1508 dan menshahihkannya, dan dishahihkan oleh al Baani Namun pertanyaannya sekarang adalah Kenapa Shofiyah binti Huyay –radhiyallahu anha- mau menikah dengan Nabi –shallallahu alaihi wa sallam-, padahal beliau telah membunuh bapaknya –yang merupakan salah satu pemuka kaum Yahudi-, beliau juga yang membunuh suami dan pamannya ?, bagaimana hal itu bisa terjadi ?, dan bagaimana dia menyetujuinya ? Mereka pasti akan berkata “Dia setuju karena takut kepada beliau”. -Kalau memang demikian- kenapa dia tidak murtad lagi setelah beliau meninggal dunia ?, kenapa dia tidak kabur ?, Kenapa dia hidup dan mati dalam keadaan beriman kepada beliau, taat dan mencintai beliau, padahal beliau telah melakukan apa yang telah disebutkan ? Tidak satupun dari mereka para penentang yang hina berani menanyakan pertanyaan tersebut ? Imam Ath Thabrani dalam al Mu’jamul Kabir 177 telah meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa beliau berkata كان بعيني صفية خضرة فقال لها النبي صلى الله عليه وسلم ما هذه الخضرة بعينيك ؟ فقالت قلت لزوجي إني رأيت فيما يرى النائم قمرا وقع في حجري فلطمني وقال أتريدين ملك يثرب ؟ قالت وما كان أبغض إليّ من رسول الله قتل أبي وزوجي ، فما زال يعتذر إليّ فقال يا صفية إن أباك ألّب علي العرب ، وفعل ، وفعل حتى ذهب ذاك من نفسي . وصححه الألباني في "الصحيحة" 2793 “Di kedua mata Shofiyah terdapat warna kehijauan, maka Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- bertanya “Kenapa kedua matamu terdapat warna kehijauan ?”. Ia menjawab “Saya berkata kepada suami saya, bahwa saya telah bermimpi –seperti orang lain berimpi- melihat bulan jatuh di pangkuan saya, maka dia menampar saya”. Beliau berkata “Apakah kamu menginginkan kerajaan Persi ?, dia menjawab “Dan tidaklah terbunuhnya bapak dan suami saya lebih aku benci dari pada Rasulullah, maka beliau selalu meminta maaf kepada saya dengan bersabda “Wahai Shofiyah, sungguh bapakmu yang memprovokasi orang-orang Arab, maka terjadilah apa yang telah terjadi, sampai rasa itu hilang dari dalam jiwa saya”. Dishahihkan oleh al Baani dalam Ash Shahihah 2793 Apapun perkataan orang yang menyangkal tersebut “Orang-orang Yahudi dibunuh di depan istri mereka, kemudian para istri mereka di Sandra”, pendapat ini batil, dusta dan tidak benar. Padahal Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- telah melarang untuk membunuh para wanita, anak-anak dan orang sewaan di dalam peperangan, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Abu Daud 2295 dari Rabah bin Rabi’ berkata “Kami pernah bersama Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- pada sebuah peperangan, seraya beliau melihat banyak orang berkumpul pada sesuatu, maka beliau mengutus seseorang untuk mencari tahu dengan bersabda “Periksalah mereka, kenapa mereka berkumpul ?”, kemudian utusan tersebut menghadap beliau lagi dan berkata “Mereka berkumpul pada jenazah seorang wanita yang terbunuh”. Beliau bersabda “Tidak selayaknya dia ikut berperang, pada saat Kholid bin Walid berada di depan pasukan, kemudian beliau mengutus seseorang “Sampaikan kepada Kholid agar jangan membunuh wanita dan orang sewaan yang lemah”. Dishahihkan oleh Al Bani dalam Shahih Abu Daud Orang-orang Yahudi yang dijadikan tawanan oleh Nabi –shallallahu alaihi sallam- banyak di antara mereka yang masuk Islam, hal tersebut termasuk rahmat dan kasih sayang Alloh kepada mereka. An Nasai’ 3376 telah meriwayatkan dari Athiyah al Quradhi bahwa dia berkata " كُنْتُ يَوْمَ حُكْمِ سَعْدٍ فِي بَنِي قُرَيْظَةَ غُلَامًا فَشَكُّوا فِيَّ فَلَمْ يَجِدُونِي أَنْبَتُّ فَاسْتُبْقِيتُ ، فَهَا أَنَا ذَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ " . صححه الألباني في "صحيح النسائي" . “Saya pada saat Sa’d menghukum bani Quraidzah sebagai seorang remaja, mereka mengadu kepada saya, mereka tidak menemukan bulu di tubuh saya maka saya dibiarkan hidup, dan sekarang saya berada di tengah-tengah anda semua”. Dishahihkan oleh Al Baani dalam Shahih an Nasa’i Maksudnya adalah karena dia masih kecil maka tidak dibunuh dan dibiarkan hidup, kemudian Alloh memberikan hidayah Islam kepadanya, dia menceritakan peristiwa tersebut dalam rangka menyebut nikmat Alloh dengan penuh rasa syukur. Masalah perilaku orang-orang yang mendustakan berita tersebut bisa jadi karena mereka berbohong atau karena tidak tahu atau salah faham, karena kekufuran mereka, berpalingnya mereka dari kebenaran hingga berita bohong yang didengar dianggapnya benar, maka tidak perlu didengarkan. Sedangkan firman Alloh –Ta’ala- yang menyatakan bahwa orang-orang kafir akan masuk neraka, sebagaimana dalam ayat berikut ini إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ النساء/ 56 . “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. QS. An Nisa’ 56 Alloh –Ta’ala- telah mengabarkan tentang mereka yang mengingkari ayat-ayat Alloh, mendustakan Rasul-Nya mereka akan dimasukkan ke dalam neraka, menjadikan mereka hangus, memanggang mereka di dalamnya, setiap kali kulit mereka matang dan terbakar, maka Alloh mengganti kulit yang lain kepada mereka, agar mereka semua bisa merasakan pedihnya siksaan”. Tafsir ath Thabari 8/484 Siapa yang memberitahukan kepada mereka bahwa para pelaku kekufuran, kejahatan dan kerusakan akan mendapatkan kasih sayang Alloh ? Atau siapakah yang memberitahu mereka bahwa siksaan yang hina yang sudah disiapkan oleh Alloh bagi orang-orang kafir termasuk rahmat dan kasih sayang Alloh pada hari kiamat ? Apakah masuk akal jika Alloh menyayangi mereka yang tidak berhak mendapatkan kasih sayang ? Apakah Alloh akan menyamakan umat Islam dengan orang-orang jahat ? ataukah Dia akan mengganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat ? Apakah Dia akan menyamakan para pelaku kerusakan dan pemusnahan dengan para pelaku kebaikan dan perbaikan ? Sungguh rahmat dan kasih sayang Alloh hanya milik mereka yang berbuat baik dari hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, dan para Rasul-Nya. Sedangkan mereka yang kufur, para pendusta dan mereka yang keras kepala, mereka tidak akan mendapatkan kasih sayang Alloh, dan bagi mereka adzab yang pedih. Alloh –Ta’ala- berfirman إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ الأعراف/ 56 “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. QS. Al A’raf 56 Firman Alloh yang lain قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ الأعراف/ 156 . “Allah berfirman "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami". QS. Al A’raf 156 Alloh –Ta’ala- berfirman وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ التوبة/ 71 . “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah”. QS. At Taubah 71 Firman Alloh yang lain إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ لَا يَهْدِيهِمُ اللَّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ النحل/ 104 . “Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah Al Qur'an Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih”. QS. An Nahl 104 Alloh –Ta’ala- berfirman نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ * وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ الحجر /49-50 . “Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih”. QS. Al Hijr 49-50 Alloh telah memberi peringatan dan memberikan fasilitas, dengan diutusnya para Rasul, diturunkannya kitab-kitab, ditampakkannya tanda-tanda kekuasaan-Nya, Memberikan hujjah dan penjelasan, Memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin, Memberikan ancaman kepada orang-orang kafir. Barang siapa yang menyetujui kekufuran dan memilihnya dari pada keimanan, maka dia akan masuk neraka dan jangan pernah mencela kecuali dirinya sendiri, dengan demikian dia termasuk manusia yang paling mendzalimi dirinya sendiri dan yang paling besar merampas hak-haknya. Kalau saja mereka di dalam hatinya terdapat rasa takut seberat biji saja, maka rasa takut itu akan menuntun mereka kepada keimanan dan berserah diri, meskipun mereka merasa gundah dan gelisah dengan ancaman tersebut, akan tetapi mereka tidak beriman dan tidak berserah diri, justru mereka memperdebatkan ayat-ayat Alloh dan keras kepala dengan tujuan untuk memadamkan cahaya Alloh. Maka tetaplah wahai umat Islam pada agama anda, dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini kebenaran ayat-ayat Allah itu menggelisahkan kamu. Jika dikatakan kepada seorang yang berakal “Janganlah anda meminum racun ini !, jika anda tetap meminumnya maka anda akan mati”, lalu dia tetap meminumnya padahal dia adalah seorang yang berakal dan sadar dengan apa yang telah dilakukan, maka dalam hal ini siapakah yang disalahkan ?!, apakah Alloh yang disalahkan karena telah menciptakan racun dan telah menentukan kematian seseorang ? atau ularkah yang disalahkan karena dialah yang mengeluarkan racun ?, atau orang yang meminum racun tersebut yang disalahkan karena telah meminumnya dengan keinginannya sendiri ? Sebagaimana kita yang berserah diri kepada takdir yang telah ditentukan dan tidak menentangnya, namun pada saat yang sama kita juga berserah diri kepada syari’at dan tidak menentangnya. Menjadi kewajiban anda janganlah berdebat secara mendalam dengan mereka, ajaklah mereka kepada simpul-simpul kebaikan dan kebajikan pada agama Alloh, bagaimana Islam bisa tersebar meluas di muka bumi, kenapa banyak manusia yang berbondong-bondong masuk agama Islam, orang-orang yang sebelumnya menjadi musuh Islam, bisa berbalik menjadi pasukan dan pembelanya. Kenapa Ikrimah bin Abu Jahal memilih untuk masuk Islam, padahal Nabi Muhammad telah membunuh ayahnya ? Kenapa Ummu Habibah binti Abu Sufyan memilih untuk masuk Islam dan mau menikah dengan Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- pada saat ayahnya menjadi musuh terbesarnya ? Kenapa Hindun binti Utbah memilih untuk masuk Islam, padahal Nabi Muhammad telah membunuh ayah, paman dan saudara laki-lakinya dalam satu peperangan ? Ketahuilah bahwa agama Alloh ini adalah haq benar, dan sungguh Alloh tidak mengingkari janjinya, dan Dia-lah Maha Penyayang di antara para penyayang, Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya Muhammad –shallallahu alaihi wa sallam- sebagai pembawa rahmat bagi sekalian alam. Hendaklah mereka melihat para pemimpin pada zaman sekarang ini, apa yang telah mereka lakukan dan yang akan mereka lakukan kepada mereka yang menentang ?, apa yang akan mereka katakan tentang Amerika dan perbuatannya kepada penduduk bumi dengan dalih menyebarluaskan demokrasi dan nilai-nilai kemanusiaan ?. Jika yang menentang itu berasal dari kalangan bangsa Yahudi dan Nasrani, maka hendaknya dia menelaah kitab sucinya agar memahami bagaimana para Nabi Bani Israil memerangi para penentangnya, mereka tidak meninggalkan seorang pun baik laki-laki, perempuan atau orang tua ?! Jika dia termasuk dari kalangan komunis, maka lihatlah apa yang diperbuat oleh Istalin dan para tentaranya ?! Jikalau dia tidak termasuk dari mereka, namun dia melihat kebenaran itu pada peperangan; untuk membebaskan masyarakat dan memusnahkan undang-undang yang dzalim, maka ini menjadi hujjah bagi dia sendiri. Kesimpulan Bahwa kasih sayang itu harus dilakukan pada tempatnya, siksa dan balasan itu juga dilakukan pada tempatnya. Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- telah diutus sebagai pembawa rahmat kasih sayang, namun beliau juga diutus dengan jihad dan memerangi musuh-musuhnya, beliau pembawa rahmat bagi semua, baik bagi yang menyetujuinya dan bagi yang menentangnya, sedangkan bagi yang menyetujinya sudah jelas, namun sebagai rahmat bagi yang menentangnya, karena beliau telah menyampaikan kepada mereka risalah Alloh, telah menegakkan hujjah kepada mereka, namun tidak mensegerakan turunnya adzab Alloh kepada mereka. Termasuk kasih sayang adalah menghilangkan –sekelompok jahat yang menguasai jiwa dan akal orang-orang yang ada di sekitar- setelah diberikan peringatan, agar masyarakat luas bisa merasakan keamanan dan kebebasan, inilah falsafah dari jihad yang disyari’atkan dalam Islam. Wallahu a’lam Baca juga jawaban soal nomor 151412 dan 165777.
AqvaIv. 5srl0wpl5w.pages.dev/2325srl0wpl5w.pages.dev/485srl0wpl5w.pages.dev/1245srl0wpl5w.pages.dev/735srl0wpl5w.pages.dev/1615srl0wpl5w.pages.dev/935srl0wpl5w.pages.dev/2305srl0wpl5w.pages.dev/3365srl0wpl5w.pages.dev/373
utusan allah sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta adalah